Rabu, 25 Maret 2015

Mengungkap Mahendraparvata, Kota Kuno Kamboja Yang Hilang


 2014
Dalam sejarah, kota Mahendraparvata didirikan oleh Raja Jayavarman II pada tahun 802 M. Reruntuhan kota ini kemudian ditemukan pada tahun 2013, terletak di dataran tinggi Phnom Kulen sekitar 40 kilometer sebelah utara kompleks Angkor Wat, Kamboja. Sebuah studi baru-baru ini menerbitkan hasil penelitian dimana arkeolog telah menemukan lahan intensif 400 tahun lalu di sekitar kota kuno Mahendraparvata, Kamboja.
Tidak begitu banyak catatan sejarah yang menggambarkan kota Mahendraparvata, sebuah kota kuno yang berdiri di dekat Angkor Wat, Kamboja. Sejarah kota Mahendraparvata hanya bisa ditemukan berdasarkan beberapa prasasti yang ditemukan, salah satu prasasti yang paling dikenal berasal dari abad ke-11 Masehi. 
Menurut arkeolog, prasasti ini ditulis tahun 1052 yang menceritakan tentang sebuah keluarga yang melayani Kekaisaran Khmer selama kurun waktu 250 tahun. Raja Jayavarman II disebutkan telah menjadi pemimpin dan pendiri pertama Kekaisaran Khmer tahun 802 Masehi dan terus berlangsung turun menurun, diteruskan oleh Raja Amarendrapura dan Hariharalaya.

Situs Kota Mahendraparvata Tertutup Hutan

Bentuk kota Mahendraparvata masih kurang dipahami meskipun monumen dan situs gua serta waduk di Phnom Kulen telah berhasil ditemukan. Seperti pencarian peradaban Amazon, tentunya hutan yang luas menjadi salah satu penghambat gambaran kota kuno yang hilang di Kamboja. 
Tim arkeolog menduga bahwa Phnom Kulen merupakan bagian dari sejarah panjang yang terkait dengan Mahendraparvata dan komplek Angkor Wat. Sampai saat ini, wilayah Phnom Kulen masih dipenuhi hutan lebat meskipun sejarah penggunaan lahan sebelumnya sudah diketahui.
Sejarah dan geografis paling utama terlihat di dataran tinggi Phnom Kulen yang menjadi sumber air dan mendukung Angkor Wat. Dr Dan Peny dari Universitas Sidney telah memeriksa inti tanah dan sampel vegetasi dari salah satu waduk di wilayah Phnom Kulen. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan bukti penggunaan lahan intensif selama pendudukan dan setelah masa kejayaan kota Mahendraparvata. 
Mahendraparvata, Angkor Wat
Landskap arkeologi Phnom Kulen mencakup waduk yang menjadi sumber air terbesar di wilayah Khmer. Peneliti setidaknya telah menemukan lima waduk berdasarkan survey tanah dan banyak situs serupa memiliki karakteristik berbeda, atau mungkin juga memiliki fungsi berbeda. Yang terpenting bagi Kekaisaran Khmer adalah waduk yang berbentuk tanggul tanah, tetapi masih belum jelas dimana pintu airnya. Tanggul ini digunakan sebagai perangkat penahan banjir dan penyimpanan air pertanian dengan kapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pendudukkota Mahendraparvata.
Data yang diperoleh berupa informasi arkeologis tentang penggunaan lahan di daerah tersebut. Menurut tim arkeolog, dataran tinggi Phnom Kulen dipenuhi penduduk sekitar pertengahan hingga akhir abad ke-8 Masehi. Sampel tanah dan vegetasi menunjukkan bahwa waduk sudah beroperasi selama 400 tahun lebih dan pemukiman dianggap cukup intensif untuk memicu erosi tanah. Erosi tanah mungkin saja terjadi dalam rentang waktu 250 tahun yang dimulai sejak pertengahan abad ke-9.
Bukti yang menggambarkan akhir kependudukan kota Mahendraparvata terlihat pada erosi tanah yang terjadi pada akhir abad ke-11. Situasi tersebut menceritakan perubahan besar dalam pengoperasian waduk serta manajemen pengairan, di tandai dengan adanya timbunan pasir. Perubahan pengelolaan air di abad ke-12 mengindikasikan bahwa pemukiman di kota Mahendraparvata tidak hanya luas tetapi juga intensif dan disertai dampak lingkungan.
Apapun penyebab spesifik timbunan pasir di wilayah hutan Phnom Kulen menunjukkan bahwa penggunaan lahan sangat luas yang mungkin saja menyebabkan pembukaan hutan primer. Penyelesaian yang dilakukan penduduk kota Mahendraparvata cukup signifikan dan memicu perluasan lahan selama sekitar 250 tahun sejak abad ke-9.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar