Senin, 23 Maret 2015

Temuan Lukisan Gua Sulawesi Berusia 39,900 Tahun, Tertua Didunia


 2014
Satu lagi penemuan baru dari tanah air, sebuah lukisan bermotif hewan dan stensil tangan ditemukan dalam gua Sulawesi. Stensil tangan diperkirakan berusia 39,900 tahun dan lukisan gua bercorak babirusa betina berusia 35,400 tahun, keduanya ditemukan dalam gua Leang Timpuseng. Menurut tim ilmuwan yang dipimpin Dr Anthony Dosseto dari University of Wollongong, New South Wales, Australia, kemungkinan gambar ini dilukis antara 17,400 hingga 39,900 tahun yang lalu. 
Lukisan gua yang ditemukan di Sulawesi menunjukkan bahwa manusia kuno membuatnya disaat yang sama dengan orang Eropa kuno. Menurut Dr Dosseto, Orang Eropa tidak bisa mengklaim bahwa sejarah mereka termasuk yang pertama dalam mengembangkan lukisan abstrak. Setidaknya mereka juga harus mengkaji temuan lukisan gua di Sulawesi, penduduk awal Indonesia. Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal Nature edisi October 2014.

Temuan Lukisan Gua Di Sulawesi Selatan

Lukisan di gua-gua batu kapur dekat Maros, Sulawesi Selatan, telah dipelajari secara ekstensif dikalangan sejarawan Indonesia sejak penemuan pertama pada tahun 1950. Stensil tangan manusia terbuat dari pigmen basah dan lukisan naturalistik berupa mamalia Sulawesi, termasuk Anoa, Celebes (Sus celebensis) dan babirusa (Babyrousa sp).
Lukisan Gua Sulawesi
Dr Dosseto dan rekan-rekannya dari Indonesia dan Australia telah menemukan 12 stensil tangan dan dua gambar hewan di tujuh gua yang berada di Sulawesi. Setelah menjalani uji radiokarbon, arkeolog meyakini bahwa lukisan gua Sulawesi berusia lebih dari 40,000 tahun, dan dianggap sebagai peninggalan sejarah manusia awal dalam lukisan gua di dunia. Lukisan gua pertama kali muncul di Eropa diperkirakan berusia 41,000 tahun, dianggap sebagai lukisan tertua berupa disk merah di dinding gua El Castillo, Spanyol.

Arkeolog telah menentukan usia lukisan gua dengan cara mengukur rasio uranium dan isotop thorium pada stalaktit tidak teratur. Sampel yang diuji diperkirakan berusia antara 39,900 hingga 17,400 tahun yang lalu. Thomas Sutikna mengatakan bahwa seni ini mungkin telah muncul secara independen pada waktu yang sama diawal populasi manusia modern Eropa dan Asia Tenggara. Atau mungkin juga dilakukan oleh manusia modern pertama yang meninggalkan Afrika puluhan ribu tahun sebelumnya. Jika demikian, maka seni hewan bisa saja memiliki asal-usul yang jauh lebih lama.
Landasan karya seni ini berasal dari 60,000 tahun lalu dan bahkan telah ada di Afrika sebelum 60,000 tahun lalu yang kemudian disebarkan manusia modern. Sebuah lukisan besar bergambar babirusa betina ditemukan di gua yang sama, usia minimal mungkin sekitar 35,400 tahun. Lukisan ini menjadikannya salah satu yang paling awal dalam seni penggambaran figuratif yang pernah dikenal dunia. 
Sementara itu Dr Adam Brumm dari Griffith University mengatakan, lukisan gua dan gambar hewan terkait ekspresi artistik, kemungkinan besar merupakan bagian dari tradisi budaya manusia modern pertama yang menyebar keluar dari Afrika ke Asia dan Australia, jauh sebelum mereka mencapai Eropa. Temuan ini menjelaskan bahwa seni figuratif mungkin telah menjadi bagian dari perbendaharaan budaya Indonesia kuno, populasi manusia modern telah mencapai Sulawesi lebih dari 40,000 tahun yang lalu.
Dr Muhammad Ramli mengatakan, lukisan gua di Maros telah terkikis polusi akibat industri lokal. Pada awal tahun 1980an, banyak lukisan gua di situs ini dalam bentuk stensil tangan dan banyak yang rusak. Perlu dilakukan studi konservasi untuk mencari cara terbaik dalam menjaga situs-situs ini sehingga lukisan yang ada tetap bertahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar