2014
Nenek moyang manusia atau lebih dikenal dengan Adam Hawa sebagai
manusia modern pertama, ternyata usianya lebih awal daripada wanita dan
hidup sekitar 209,000 tahun yang lalu. Penemuan ini berdasakan
penelitian 'kromosom Y' yang dilakukan tim ilmuwan asal
University of Sheffield untuk menentang penelitian sebelumnya yang
menyatakan bahwa tidak semua 'kromosom Y' pria keturunan langsung dari
Adam. Dengan kata lain bahwa studi terdahulu menduga adanya perkawinan
silang dengan kerabat lain atau mungkin spesis lain.
Dalam penelitian yang dipimpin oleh Dr Eran Elhaik dari University of Sheffield dan Dr Graurdari
University of Houston, menjelaskan temuan kromosom Y manusia. Baru-baru
ini mereka menerbitkan temuan itu dalam sebuah jurnal genetik pada
tanggal 22 Januari 2014, dimana keduanya menggunakan model biologis
konvensional hingga nenek moyang laki-laki (Adam) bisa diprediksi awal
kehidupannya di bumi.
Studi Kromosom Y, Misteri Manusia Keturunan Adam Hawa
Hasil penelitian Dr Elhaik menentang keras studi sebelumnya yang
menyatakan adanya perkawinan silang antara manusia modern dan kerabat
terdekat. Hal ini menjadi pertanyaan paling menarik diantara antropologi
yang meneliti sejarah garis keturunan manusia, khususnyaAdam Hawa.
Tahun 2013 lalu, Michael Hammer ahli genetika dari University of
Arizona menyatakan telah menemukan cabang genetik tertua yang disebut
kromosom Y manusia, kromosom inilah yang menentukan jenis kelamin
laki-laki. tetapi dalam sislsilahnya, terdapat banyak perbedaan sehingga
tim ilmuwan Arizona menduga terjadinya perkawinan silang yang dibawa
nenek moyang laki-laki. Ataukah secara tak langsung mereka menyatakan
bahwa Adam kawin dengan 'kerabat dekat' atau 'sepesis lain' selain Hawa?
Menurut Hammer, garis keturunan yang menyimpang dari kromosom Y diduga
hidup sekitar 338,000 tahun lalu saat manusia modern anatomis belum
berkembang. Berbeda dengan kromosom manusia lainnya, sebagian besar
kromosom Y tidak bertukar materi genetik dengan kromosom lain yang
membuatnya mudah melacak hubungan antara garis keturunan Adam. Padahal
ilmuwan saat ini banyak yang meyakini konsep Mitochindrial Eve (Adam kromosom Y)yang menegaskan semua manusia berasal dari sepasang manusia yang hidup pada titik tertentu dalam evolusi manusia.
Menurut Hammer, konsep ini merupakan kesalahpahaman besar dalam dunia genetik, silsislah genetik tunggal telah mencerminkan perbedaan populasi. Dia membuktikan adanya masyarakat genetik terisolasi yang juga melestarikan keragaman manusia.Sangat mungkin garis keturunan berbeda lainnya ditemukan di Eropa, Afrika, Amerika dan Asia. Atau mungkin dugaan yang dimaksud Hammer bahwa kaum pria tak sepenuhnya keturunan langsung Adam Hawa, ataukah Adam memiliki banyak istri?
Pendapat inilah yang ditolak keras oleh Dr Elhaik dan rekannya. Mereka
membuktikan jika sebagian manusia bukan keturunan langsung dari Adam Hawa, maka garis keturunan seharusnya berubah dan banyak spesis berbeda yang bisa kita temukan saat ini.
Dr Elhaik Tegaskan, Pria Keturunan Adam Hawa
Prediksi ini ternyata berbeda, hasil mereka jauh lebih awal daripada
penelitian sebelumnya yang saat ini diyakini menjadi bahan pertimbangan
ilmu genetik. Adam jauh lebih tua dari Hawa, atau usianya dua kali lebih
tua dari Hawa (usia 2 berbanding 1). Hawa dianggap sebagai nenek moyang
yang membawa genetik manusia khususnya wanita.
Ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang mengkalim kromosom Y (pria) manusia berasal dari spesis berbeda melalui perkawinan, dimana Adam berusia dua kali lebih tua.
Bagi Dr Elhaik membongkar teori ilmiah bukan hal baru, awal tahun ini
mereka membantah pernyataan yang dikeluarkan oleh proyek Encode DNA. Dia
menegaskan dengan beberapa kepastian bahwa manusia modern muncul di
Afrika lebih dari 200,000 tahun yang lalu. Dia menjelasan bahwa manusia
modern tidak kawin silang dengan hominim yang hidup lebih dari 500,000 tahun lalu. Tidak ada sebutan Adam sendirian (single) melainkan Adam dan Hawa hidup berdampingan dan mengembara bersama-sama.
Yang menarik, Dr Elhaik mengatakan bahwa Universitas Arizona tidak memiliki prestasi ilmiah apapun, bahkan hipotesis mereka menciptakan ruang paradoks dimana individu paling kunospesis Homo Sapiens belum
lahir ikut andil dalam evolusi manusia modern. Jika hasil numerik studi
sebelumnya menyimpulkan masa lalu dapat diubah dari garis keturunan ibu
dimana Adam tidak mengawini istrinya. Hipotesis ini tentunya akan
membawa spesis manusia (khususnya pria) hilang secara perlahan sebelum
masa sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar