2014
Dalam studi sejarah dan DNA, ilmuwan meyakini bahwa peradaban pernah
berkembang di Arktik selama sekitar 5000 tahun lalu. Bukti arkeologis
jelas menunjukkan berbagai budaya selamat dari iklim yang keras di
Alaska, Kanada dan Greenland selama ribuan tahun. Tetapi ada beberapa
pertanyaan yang belum terjawab, dari mana mereka datang? Apakah melalui
gelombang mograsi, kapan, siapa nenek moyang keturunan mereka, dan siapa sebenarnya yang disebut masyarakat suku Arktik?
Studi ini menjawab pertanyaan yang beredar dalam arkeologi suku Arktik
selama hampir satu abad, dimana orang-orang Paleo-Eskimo dan Neo-Eskimo
secara genetik berbeda dan asal-usul yang terpisah di Siberia Timur.
Paleo-Eskimo (suku Arktik kuno) tetap terisolasi di Kutub Utara
Timur selama ribuan tahun tanpa pencampuran signifikan satu sama lain
atau bercampur dengan Indian Amerika, Norse, ataupun nenek moyang Eropa lainnya.
Para ilmuwan saat ini mungkin telah mendapatkan jawaban berkat studi DNA
komprehensif dari penduduk suku Arktik dan orang-orang yang pernah
hidup di Greenland, Kutub Utara Kanada, Alaska, Kepulauan Aleutian dan
Siberia. Studi ini dikerjakan oleh tim internasional dari Centre for
GeoGenetics - Natural History Museum of Denmark, University of
Copenhagen, dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah Science.
Suku Arktik Kuno Terisolasi Selama Ribuan Tahun
Arktik-Amerika Utara, merupakan salah satu wilayah utama yang dianggap
pernah dihuni manusia modern. Peradaban ini diyakini pernah terbentuk
ketika manusia menyeberangi Selat Bering dari Siberia dan berjalan ke
daratan baru. Suku Arktik telah lama diteliti arkeolog tetapi
sedikit bukti yang ditemukan, terlebih khusus pada prasejarah genetik.
Dalam studi ini, ilmuwan membuktikan bahwa Paleo-Eskimo yang tinggal di
Kutub Utara sekitar 5000 tahun yang lalu sampai sekitar 700 tahun lalu,
merupakan gelombang migrasi berbeda dan terpisah dari penduduk asli
Amerika yang menyeberangi Selat Bering dan Inuit. Mereka berasal dari
Siberia ke Kutub Utara beberapa ribu tahun setelah periode Paleo-Eskimo.
Menurut Profesor Eske Lundbeck, pada kenyataannya Paleo-Eskimo mewakili
satu kelompok tunggal yang merupakan orang pertama di Kutub Utara, dan
suku Arktik kuno telah selamat tanpa kontak keluar selama lebih dari
4000 tahun. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa Paleo-Eskimo telah
selamat dari isolasi lingkungan Kutub Utara yang keras dan menghilang
sekitar 700 tahun yang lalu. Waktu yang bersamaan ketika nenek moyang
modern Inuit menyebar ke arah timur dari Alaska.
Dalam literatur arkeologi, perbedaan antar budaya di Kutub Utara dimulai
pada periode sebelum munculnya budaya Thule yang menggantikan semua
budaya suku Arktik sebelumnya dan merupakan nenek moyang Inuit di
Alaska, Kanada dan Greenland. Budaya sebelumnya termasuk Saqqaq atau
Pre-Dorset dan Dorset terdiri dari tradisi Paleo-Eskimo, kemudian Dorset
selanjutnya terbagi menjadi tiga tahap. Semua penduduk ini memiliki
budaya, gaya hidup dan subsisten ciri khas seperti yang terlihat dalam
catatan arkeologi, walaupun dalam beberapa periode wilayah Arktik tidak
memiliki pemukiman manusia.
Fakta ini justru menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai
kemungkinan beberapa gelombang migrasi dari Siberia ke Alaska. Atau
mungkin penduduk asli Amerika bermigrasi ke utara selama 4000 tahun
menghuni wilayah Arktik. Eske Willerslev mengatakan, secara genetik
semua budaya Paleo-Eskimo berbeda milik kelompok manusia yang sama. Di
sisi lain suku Arktik tidak terkait erat dengan budaya Thule dan tidak
ada indikasi asimilasi antara kedua kelompok.
Dipastikan, Paleo-Eskimo bukan keturunan penduduk asli Amerika, studi
genetik mengungkap setidaknya tiga sumber nenek moyang terpisah dalam
migrasi dari Siberia ke Amerika dan Arktik. Ketiga sumber itu adalah nenek moyang penduduk asli Amerika, kemudian Paleo-Eskimo dan akhirnya nenek moyang Inuit yang keturunannya juga bertahan sampai hari ini.
Studi ini menolak spekulasi bahwa Paleo-Eskimo mewakili beberapa orang yang berbeda, termasuk nenek moyang penduduk asli Amerika atau
mereka termasuk nenek moyang Inuit modern. Juga menolak teori bahwa
Greenland pantai timur atau Kanada Sadlermiut, yang pernah hidup di
pulau Southampton di Teluk Hudson, yang mati hingga akhir 1902-1903,
mereka termasuk kelompok masyarakat Dorset. Tetapi studi genetika kali
ini menunjukkan bukti baru bahwa kelompok Inuit telah mengembangkan
budaya seperti Dorset.
Keragaman alat dan cara hidup dari waktu ke waktu dalam arkeologi sering diartikan sebagai hasil dari migrasi, pada kenyataannya tidak selalu mencerminkan masuknya kelompok manusia baru. Suku Arktik kuno tinggal dalam isolasi selama lebih dari 4000 tahun dan selama waktu itu budaya mereka berkembang dengan berbagai cara. Pada dasarnya ada dua gelombang migrasi berturut-turut dari kelompok genetik yang berbeda memasuki wilayah Arktik dan menciptakan tiga budaya diskrit.
Akan tetapi, penelitian ini tidak dapat menjelaskan mengapa hilangnya
Paleo-Eskimo bertepatan dengan nenek moyang Inuit ketika mulai menjajah
Arktik. Diduga, nenek moyang Inuit menyeberangi Selat Bering sekitar
1000 tahun yang lalu dan mencapai Greenland sekitar 700 tahun yang lalu,
mereka memiliki teknologi yang lebih tinggi.
Mitos Inuit menceritakan tentang nenek moyang sebelum mereka yang kemungkinan besar merujuk pada suku Arktik kuno (Paleo-Eskimo).
Dalam mitos itu nenek moyang mereka disebut sebagai Tunit atau
Sivullirmiut, artinya 'Penduduk pertama'. Dalam mitos itu disebutkan
bahwa nenek moyang mereka adalah raksasa, tubuhnya lebih tinggi dan
lebih kuat dari Inuit tetapi takut pemukiman mereka dihuni pendatang
baru.
Sejak ditemukannya budaya Paleo-Eskimo di Arktik Amerika Utara pada
tahun 1925, arkeolog dibingungkan oleh hubungan mereka dengan leluhur
budaya Thule dari Inuit modern. Sementara budaya Paleo-Eskimo digantikan
dengan cepat sekitar tahun 1300-1400, hanya saja jejak mereka menjadi
referensi dalam mitologi Inuit dan adopsi beberapa elemen teknologi
Dorset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar