2014
Minggu ini, dua makalah diterbitkan sekaligus yang ditulis oleh Profesor
Gershon Galil dari University of Haifa. Makalah ini menginformasikan
hal sangat penting tentangmasa pemerintahan Raja Daud, berdasarkan data arkeologi dan epigrafi yang baru-baru digali dibagian barat laut Syria dan Turki Selatan.
Penemuan kerajaan utara Palistin membantu sejarawan memahami prasasti
Mesir dan realitas barat laut Suriah di periode yang belum terpecahkan.
Kerajaan Raja Daud sampai saat ini dianggap sebagai fenomena
sejarah yang realistis, deskripsi pembentukannya dan konsolidasi mungkin
saja terbentuk. Studi ini rencananya akan diterbitkan dalam jurnal
Ugarit Forschungen dan Semitica edisi Desember 2014.
Sejarah Raja Daud Merebut Tanah Israel
Dalam hal ini, profesor Galil membuktikan bahwa Raja Daud menghentikan
ekspansi orang-orang Aram ke Tanah Israel karena aliansi dengan
raja-raja Filistin Selatan dan Raja Hamat (Toi), yang diidentifikasi
sebagai Tai II atau raja Ta dari Palistin (bangsa pelaut di Utara). Hal
ini tercermin dalam perjuangan besar antara Aram dan Bangsa Laut untuk
mewarisi wilayah yang sebelumnya merupakan bagian dari Mesir dan
Kerajaan Het. Daud mengambil keuntungan dari konflik ini untuk
menyatukan utara dan bangsa pelaut di selatan untuk menentang Raja
Hadadezer dari kerajaan Aram-Zobah. Daud akhirnya berhasil mengalahkan
Aram dan menciptakan kerajaan di Semenanjung Sinai hingga ke Efrat.
Hadadezer (Hadad) juga dikenal sebagai Adad-Idri (Assyr) dan mungkin
sama dengan Bar-Hadad II (Aram), atau bangsa Ibrani mengenalnya sebagai
Ben-Hadad II, adalah raja Aram Damaskus pada saat pertempuran Qarqar
melawan Salmaneser III, Raja Asyur pada tahun 853 SM. Dia dan Irhuleni
Hamat memimpin koalisi sebelas raja (walaupun tercatat dua belas raja)
di Qarqar, termasuk diantaranya adalah Ahab dari Israel dan Gindibu dari
Arab.
Dia berjuang melawan Shalmaneser enam kali, dua kali dengan bantuan
Irhuleni, dan selebihnya dengan bantuan koalisi yang berjuang di Qarqar.
Menurut sejarah, Hadadezer disebutkan dalam tulisan di 'Tel Dan Stele'
dan mungkin pernah menjadi penulis yang tidak dikenal. Dia digantikan
oleh anaknya Hazael, setelah anaknya mencekiknya pada malam hari.
Beberapa ulama menganggap Bar-Hadad II adalah putra Hazael.
Prof Galil mengatakan, temuan delapan prasasti di lokasi yang berbeda
sangat jelas menunjukkan bahwa kerajaan besar bernama Palistin berada di
barat laut Suriah dan Turki selatan. Temuan ini juga mencakup kota-kota
Hamat, Aleppo dan Karkemis, dimana kerajaan ini dihuni oleh
kelompok-kelompok yang berbeda termasuk Bangsa Laut (orang laut). Mereka
menyerbu Levant di abad ke-12 SM, menaklukkan daerah yang luas, dan
menghancurkan kerajaan serta mengambil alih tanah mereka.
Prasasti Ramses III, raja Mesir yang berkuasa pada tahun 1182-1151 SM
menjelaskan bahwa Raja Daud menaklukkan dan menguasai kota di Suriah
utara. Tetapi sampai sekarang tidak ada bukti bahwa orang Filistin telah
tinggal di Suriah utara, sehingga para ulama berasumsi bahwa para ahli
Taurat Mesir terlalu berlebihan menterjemahkan kitab suci dimana mereka
menggambarkan tempat yang tidak tidak pernah ada, sama sekali.
Beberapa prasasti membentuk hubungan langsung antara data arkeologi dan epigrafi yang ditemukan di Palistin utara, dimana Alkitab menyebutkan beberapa kata terbuka "...saya pahlawan Tai (ta), Raja Palistin." Berdasarkan pengetahuan filologi dan sejarah, jelas bahwa Tai (ta) diidentifikasi sebagai Toi seperti yang disebutkan dalam Kitab Samuel dan Tawarikh.
Aliansi antara Daud dan Toi (Raja Hamat) melawan Hadadezer (Raja Zoba)
jelas tercatat dalam Alkitab. Raja Toi secara arkeologis terbukti ada
dan memang dianggap sebagai tokoh sejarah. Teks dalam Kitab Samuel
didukung kenyataan sejarah abad ke-10 SM, seperti yang tertulis dalam
Samuel II 08:10 disebutkan "...Ketika Toi, raja Hamat, mendengar bahwa
Daud telah memukul mundur seluruh tentara Hadadezer, dia mengirim
anaknya Yoram kepada Raja Daud, untuk menyambutnya dan mengucapkan
selamat atas mengalahkan Hadadezer dalam pertempuran - dimana Hadadezer
telah berperang dengan Toi".
Hubungan antara Daud dan orang Filistin selatan sangat dekat selama pemerintahan kerajaan Daud di
Hebron, terutama orang-orang Filistin Gath. Tapi setelah penyatuan
Israel dan Yehuda, peperangan pecah antara orang Filistin dan Daud
seperti yang dijelaskan dalam Alkitab. Di saat itu, orang-orang Aram
pernah dipimpin oleh Hadadezer (Raja Zoba) membentuk sebuah aliansi
antara Daud dan Toi (Raja Hamat). Aliansi antara Daud dan orang Filistin
utara akhirnya mengarah pada perjanjian dengan orang Filistin selatan,
karena mereka juga terancam oleh Aram. Melalui aliansi ini, orang-orang
Israel dan orang Filistin mengalahkan Aram dan merebut tanah mereka.
Profesor Galil mengatakan bahwa hubungan erat antara Raja Daud dan orang
Filistin juga dibuktikan melalui fakta bahwa selama pemberontakan
Absalom, semua orang Israel memberontak terhadap Daud. Hanya beberapa
orang mendukung Raja Daud, terutama pejuang Filistin yang menjadi
pasukan kerajaan Daud yang dikenal sebagai orang Kreti dan Pleti. Sejarah Raja Daud juga
didukung oleh Itai dari Gat yang datang membantu Daud, mereka orang
Filistin Gat yang membawa 600 tentara. Setelah kemenangan besar atas
Aram berhasil dicapai dengan bantuan sekutu-sekutunya, Raja Daud
mendirikan sebuah kerajaan dari Semenanjung Sinai ke Efrat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar